ARTI PENTING CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (2)

February 5, 2023, oleh: admin Fisipol

Dr. Yeni Rosilawati, S.IP., S.E., M.M.

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UMY

Corporate Social Responsibility (CSR) atau seringkali disebut dengan istilah Corporate Citizenship, Responsible Business and Corporate Social Performance adalah konsep bahwa  organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumenkaryawanpemegang sahamkomunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

CSR berhubungan erat dengan “Pembangunan Berkelanjutan“, di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Menurut Daft (2006) CSR merupakan kewajiban manajemen untuk membuat pilihan dan mengambil tindakan yang akan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi itu sendiri

Di kalangan akademisi dan kebijakan publik, terdapat pandangan yang saling bertentangan. Pandangan klasik beranggapan bahwa tanggung jawab manajemen dalam menjalankan suatu bisnis adalah memaksimalkan laba. Beberapa alasan dalam menentang CSR: (1) Mengurangi laba perusahaan; (2)  Meningkatkan Biaya Perusahaan; (3) Melemahkan Tujuan Bisnis dan (4) Terlalu banyak pengaruh Sosial bagi perusahaan.

Di sisi lain, pandangan sosio ekonomi beranggapan bahwa setiap organisasi harus menaruh perhatian kepada kesejahteraan sosial perusahaan: (1) Keuntungan jangka panjang; (2) Citra perusahaan; (3) Perusahaan memiliki kewajiban etis; (4) Perusahaan memiliki sumber daya; (5) Lingkungan yang lebih baik bagi semua orang; (6) Masyarakat menginginkannya.

Banyak kegiatan yang dapat dilakukan perusahaan ataupun organisasi  dalam pelaksanaan CSR:

  1. Ekologi dan lingkungan
  2. Kebenaran dalam membantu dan melindungi lingkungan
  3. Bantuan pendidikan serta pelayanan kebutuhan masyarakat
  4. Praktek kerja yang memperhitungkan kaum minoritas
  5. Hubungan industrial yang progresif dan bantuan terhadap karyawan
  6. Kedermawanan perusahaan

Phillip Kotler dan Nancy Lee dalam bukunya ”Corporate Social Responsibility, Doing the Most Good for Your Company and Your Cause” (2005), mengidentifikasi enam pilihan program bagi perusahaan untuk melakukan inisiatif dan aktivitas yang berkaitan dengan berbagai masalah sosial sekaligus sebagai wujud komitmen dari tanggung jawab sosial perusahaan.
Keenam inisiatif sosial yang bisa dieksekusi oleh perusahaan adalah: pertama, Cause Promotions dalam bentuk memberikan kontribusi dana atau penggalangan dana untuk meningkatkan kesadaran akan masalah-masalah sosial tertentu seperti, misalnya, bahaya narkotika.
Kedua, Cause-Related Marketing bentuk kontribusi perusahaan dengan menyisihkan sepersekian persen dari pendapatan sebagai donasi bagi masalah sosial tertentu, untuk periode waktu tertentu atau produk tertentu.
Ketiga, Corporate Social Marketing di sini perusahaan membantu pengembangan maupun implementasi dari kampanye dengan fokus untuk mengubah perilaku tertentu yang mempunyai pengaruh negatif, seperti misalnya kebiasaan berlalu lintas yang beradab.
Keempat, Corporate Philantrophy adalah inisitiatif perusahaan dengan memberikan kontribusi langsung kepada suatu aktivitas amal, lebih sering dalam bentuk donasi ataupun sumbangan tunai.
Kelima, Community Volunteering dalam aktivitas ini perusahaan memberikan bantuan dan mendorong karyawan, serta mitra bisnisnya untuk secara sukarela terlibat dan membantu masyarakat setempat.
Keenam, Socially Responsible Business Practices, ini adalah sebuah inisiatif di mana perusahaan mengadopsi dan melakukan praktik bisnis tertentu serta investasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas komunitas dan melindungi lingkungan.

Dalam melakukan CSR: perusahaan perlu melakukan CBBO: Cause-Business-Brand –Objective Analysis: program CSR tidak hanya cukup menghadirkan program sosial tanpa adanya analisa secara mendalam terhadap kesesuaian program tersebut dengan misi dan tujuan perusahaan.  Contoh ketepatan antara business dan brand mission: Body Shop yang sejak awal kemunculannya menunjukkan perhatiannya pada dunia ketiga, tidak melakukan uji coba pada binatang serta menolak kekerasan dalam rumah tangga.

Menurut penelitian dari Roper Corporate Citizenship di AS menunjukkan 88% karyawan yang menyadari program CSR memilik tingkat loyalitas yang tinggi terhadap perusahaannya bahkan 53% bekerja disebuah perusahaan karena komitmen perusahaan terhadap isu-isu sosial.

Pada tahun 2001, penelitian National Employee Benchmark Study yang dilakukan oleh Walker Information: 62% karyawan yang bekerja di perusahaan yang memiliki CSR akan merekomendasikan perusahaan tersebut kepada orang lain, yang lebih menarik 73% karyawan menyebutkan mereka lebih loyal terhadap perusahaan yang memiliki misi sosial dengan program CSR.

Adapun lima (5) kriteria penting dalam menjalankan program saat ini:

  1. Sustainable Empowerment
  2. Strategic Aliances dengan organisasi nirlaba
  3. Employee participation
  4. CSR yang mampu membangun buffer sosial dan politik
  5. High Profile: program CSR yang mudah didengar, dilihat dan diingat orang. (*)