Catatan dari Negri Kimchi

May 22, 2012, oleh: admin Fisipol

Decak kagum langsung saja menjalari seluruh delegasi UMY ketika tiba di Bandara International Incheon, Korea Selatan. Kemolekan bangunan bandara yang begitu megah semakin mempesona dengan didukung fasilitas juga tekhnologi tinggi. Belum selesai dengan bandara, perhatian setiap orang langsung saja tertuku dengan canggihnya layanan public yang tersedia di Negri Kimchi tersebut.

Transportasi publik, itulah dia hal besar yang dimiliki oleh Seoul, ibukota Korea Selatan. sebut saja subway, yang dengan megahnya berdiri bahkan hingga 5 lantai ke bawah tanah. Jika di kota besar Indonesia seperti Jakarta dan Surabaya banyak di penuhi swalayan bawah tanah yang elok, maka Pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan untuk mulai menyisakan lahan bawah tanah untuk transportasi.

Subway tersebar di seluruh kota seoul, dengan jalur khusus bandara yang mereka namai “A’REX, airport railroad. Jalur subway itu sendiri di bagi menjadi 16 jalur yang beroperasi sejak pukul 05.00 pagi hingga pukul 24.00. Ratusan stasiun di bangun guna memudahkan masyarakat dalam mengakses subway. puluhan stausin transfer hadir sebagai penghubung bagi masyarakat dengan tujuan yang  menghendaki adanya transfer jalur.  Selain itu, beragam fasilitas pendukung seperti kartu akses subway yang beragam dan dapat di operasikan dengan mudah. panduan penggunaan untuk turis maupun masyarakat lokal pun tersedia dengan baik di layar touchscreen yang terawat dengan sangat baik.

Fasilitas di dalam subway pun sangat baik, ada kursi khusus yang diperuntukkan bagi lansia, wanita hamil dan orang cacat. Hebatnya lagi, selain tiga karakteristik tersebut, tak ada orang yang mau menduduki kursi ‘istimewa’ itu. Orang dewasa, remaja hingga abg mempunyai cara tersendiri menikmati perjalanan dengan berdiri dan mempersilahkan lansia untuk menduduki tempat duduk mereka bila kursi ‘istimewa’ telah penuh terisi.

tekhnologi canggih, sekali lagi sangat mendukung kenyamanan pengguna subway. Di setiap gerbong, ada empat layar monitor kecil yang menunjukkan laporan perjalanan berupa peta jalur subway yang di tempuh.  Ketika subway telah mendekati salah satu stasiun pemberhentian, maka nyala merah akna tampil pada nama stasiun yang ada di peta tersebut. Beragam iklan maupun tayangan sosialisasi penggunaan fasilitas subway tampil di layar monitor lainnya, seperti penggunaan tabung pemadam api yang ada di setiap sudut gerbong.

Belum sampai 3 menit berjalan, Subway bisa jadi telah kembali berhenti di stasiun terdekat. Hal ini menunjukkan betapa subway ini di bangun dan di desain guna memudahkan akses bagi masyarakat. Jarak antara satu stasiun dengan stasiun lainnya sangat dekat, mengingat padatnya aktivitas di Kota tersebut. Di beberapa tempat tertentu di bangun stasiun subway, mengingat tempat tersebut banyak di akses oleh masyarakat. Seperti di beberapa Universitas, Korea University, Seoul National University of Education maupun Dongguk University yang berada di pusat kota. Selain itu, di lokasi perbelanjaan  seperti Myeongdong dan Dongdaemon juga di bangun stasiun subway.

Kebersihan juga merupakan satu hal yang spesial di Seoul, setiap orang menyadari betul pentingnya menjaga lantai subway dan setiap sudut stasiun yang sangat besar tersebut untuk tetap bersih. Tidak ada coret – coretan yang mungkin di Indonesia akan menghiasi sarana publik, bahkan sebelum sarana tersebut siap di bangun.

Pemerintah Kota Seoul terlihat sangat serius dalam mengembangkan sarana transportasi publik untuk warganya, yang secara langsung maupun tidak langsung membuat masyarakat gemar berjalan kaki. akses ke setiap tempat sangat mudah, dekat dan murah. Selain jasa delivery makanan atau minuman, jarang sekali ada pengguna motor bersebaran di jalanan kota. Ya, kemungkinan untuk terjadi kemacetan pun sangat minim sekali, bahkan di jam sibuk sekalipun.

Sedikit catatan dari perjalanan selama di Seoul ini semoga mampu menginspirasi teman – teman, yang mungkin suatu hari nanti akan menjadi policy maker di negri ini.. Amien..