A Charity for Merapi : Kreatifitas Dalam Penggalangan Dana

November 13, 2010, oleh: admin Fisipol

by Charity for Merapi on Tuesday, November 9, 2010 at 11:58pm

Banyak cara bisa dilakukan untuk penggalangan dana. Salah satu cara yang unik dan menarik dilakukan oleh komunitas Charity for Merapi. Sesuai dengan kemampuan yang dimiliki komunitas ini, pameran foto menjadi pilihan upaya penggalangan dana. Uniknya pameran foto ini dilakukan di public area dengan cara berjalan, perfomance, memanfaatkan lampu merah traffic light, serta mendatangi donatur, sekaligus disertai kotak penggalangan dana. Untuk lebih menarik perhatian, kegiatan ini didukung dengan kostum superhero Ragayudha serta iringan musik gitar akustik. Stadion Manahan Solo serta jalan Slamet Riyadi Solo menjadi pilihan kegiatan penggalangan dana yang dilakukan Charity for Merapi kali ini.

Charity for Merapi yang berasal dari mahasiswa Komunikasi Konsentrasi Broadcateing FISIPOL UMY ini memang sarat dengan kreatifitas dan keunikan. Dengan membawa foto-foto hasil dokumentasi bencana Merapi, mulai dari awal erupsi, pemakaman Mbah Maridjan, erupsi eksplosif terakhir, sampai eksodus pengungsi serta suasana di barak pengungsian. Dua kostum superhero Ragayudha buatan lokal Jogja yang pernah dibuat dummy filmnya ikut dibawa pula untuk menarik perhatian donatur. Kegiatan ini menjadi sebuah penggalangan dana yang penuh kreatifitas, karena tidak sekedar meminta sumbangan dari donatur, tetapi juga memberikan alternatif informasi bencana sekaligus memberikan hiburan.

Dengan memanfaatkan lampu traffic light yang berwarna merah selama sekitar 80 detik, anggota komunitas Charity for Merapi melakukan pameran karya foto, sekaligus penggalangan dana. Ketertarikan pengguna jalan terhadap aktivitas ini – termasuk anak-anak yang tertarik dengan kostum superhero Ragayudha membuat mereka tidak segan memberikan donasi pada korban bencana Merapi.

Sedikit gerimis tidak mengendurkan semangat anggota komunitas ini. Dengan dukungan bantuan dari teman-teman Himakom UMS, Charity for Merapi melanjutkan kegiatan sampai pukul 16.30 wib. Setelah istirahat cukup, dengan kereta Prameks yang penuh sesak, komunitas Charity for Merapi kembali ke Jogja. Rasa capek dan kesumpekan kereta Prameks membuat salah satu personil Charity for Merapi pingsan dalam perjalanan pulang. Beruntung pihak stasiun Tugu Jogja cukup tanggap dengan memberikan perawatan pertama di ruang medis.

Rasa lelah ini akhirnya terbayar, setelah hasil penggalangan dana selama satu hari bisa terkumpul cukup besar, yaitu sejumlah Rp 5.092.000,-. Alhamdulillah, tidak sia-sia upaya penggalangan dana ini dilakukan. Penggunaan dana ini selanjutnya akan kami laporkan dalam tulisan berikutnya. Terima kasih untuk semua yang telah mendukung penggalangan dana ini. Semoga berkah dan ada manfaatnya untuk korban bencana Merapi.